Rabu, 25 Mei 2011

10 Kesalahan Dalam Penjualan Asuransi Jiwa

" Hindarilah hal-hal yang dapat menggagalkan penjualan dan penjualan Anda akan meningkat " John R. Graham Graham Communications

Ada 10 kesalahan dalam hal penjualan asuransi jiwa :
1. Memilih Prospek Dengan Alasan Yang Keliru
    Penjual cenderung mencari prospek yang cocok dengan mereka. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama prospek tersebut dan menganggap hal itu merupakan bagian dari "membangun hubungan baik".
Waspadalah, jangan percaya bahwa prospek yang terbaik adalah prospek yang cocok dengan Anda.
" Prospek sebagai suatu pribadi sangatlah penting, tapi prospek sebagai pelanggan jauh lebih penting demi penjualan yang berhasil".

2.Menghentikan Prospekting Terlalu Cepat
   Kebanyakan penjualan gagal karena Anda mundur sebelum calon nasabah tsb siap untuk membeli.
Akibatnya penjualan tsb, diambil alih oleh penjual berikutnya. Keputusan untuk membeli memang membutuhkan waktu. Karena setiap calon nasabah memiliki gaya/karakter yang berbeda.
" Memahami sifat pembeli merupakan suatu alat/petunjuk untuk dapat mengatasi masalah dalam proses penjualan".

3. Tidak Memberikan Kesempatan Kepada Prospek Untuk Berbicara
    Semakin lama prospek berbicara berarti semakin besar kesempatan untuk melakukan penjualan. Agen yang baik adalah yang menciptakan iklim bagi pelanggan untuk terlibat dalam proses membeli.
Sasaran agen adalah apabila prospek menganggap agen sebagai fasilitator yang efektif.
"Apakah Anda memberikan kesempatan kepada prospek untuk ambil bagian dalam 90% pembicaraan ?"

4. Gagal Untuk Meningkatkan Kepercayaan Prospek
    Prospek membutuhkan kepercayaan akan penjual, perusahaan, produk dan pelayanan. Anda sebagai penjual, merupakan jembatan antara pelanggan dan perusahaan dengan segala aspeknya. Jika timbul keraguan berarti tidak ada penjualan.
"

Selasa, 10 Mei 2011

Menabung Lebih Awal lebih Baik

Banyak di antara kita yang tidak terlalu peduli terhadap rencana keuangan di masa pensiun. Padahal masa pensiun adalah sesuatu yang hampir pasti terjadi suatu saat kelak. Oleh karena itu, menyiapkan rencana keuangan di masa pensiun adalah tindakan yang sangat bijaksana.

Diasumsikan bahwa usia pensiun adalah 65 tahun. Pasa saat pensiun nanti, kita ingin berhasil mengumpulkan dana untuk membiayai masa pensiun sebesar Rp 1 miliar. Berikut ilustrasi dana yang harus kita persiapkan dengan asumsi hasil investasi yang terjadi sebesar 5 %, 10 % dan 15 % [sudah bebas pajak dan telah mempertimbangkan tingkat inflasi]:
Usia 20 tahun:
5 % = 521,811
10 % = 115,917
15 % = 23,244
Usia 30 tahun:
5 % = 922,642
10 % = 307,475
15 % = 94,571
Usia 35 tahun:
5 % = 1,254,286
10 % = 506,604
15 % = 191,683
Usia 40 tahun:
5 % = 1,746,038
10 % = 847,339
15 % = 391,617
Usia 50 tahun:
5 % = 3,861,857
10 % = 2,622,815
15 % = 1,751,421
Usia 55 tahun:
5 % = 6,625,381
10 % = 5,228,783
15 % = 4,104,339
Usia 60 tahun:
5 % = 15,081,233
10 % = 13,649,790
15 % = 12,359,629
Jika saat ini kita berusia 30 tahun, dan menginvestasikan uang kita secara berkala [regular] di instrumen investasi yang menghasilkan hasil investasi sebesar 10 %, maka kita harus menyisihkan uang sebesar Rp 307,475 setiap bulan, agar kita dapat mewujudkan impian kita untuk dapat memiliki dana Rp 1 miliar pada saat usia kita mencapai 65 tahun. Jika kita beruntung mendapatkan hasil investasi sebesar 15 %, maka kita cukup menyisihkan Rp 94,571 setiap bulannya untuk dapat menghasilkan uang senilai Rp 1 miliar pada usia 65 tahun.
Semakin dini usia kita, maka akan semakin ringan bebang uang yang harus kita sisihkan untuk dapat mewujudkan impian kita.
Pada usia 20 tahun, kita hanya perlu menyisihkan uang sebesar Rp 521,811 setiap bulan untuk mendapatkan uang senilai Rp 1 miliar pada usia 65 tahun, jika kita menginvestasikan uang kita pada instrumen investasi dengan hasil investasi sebesar 5 %. Bandingkan dengan jika kita telah berusia 50 tahun. Dibutuhkan uang sebesar Rp 3,861,857 atau lebih dari tiga juta rupiah setiap bulan agar kita dapat mewujudkan impian kita untuk memperoleh uang senilai Rp 1 miliar pada saat usia kita telah mencapai 65 tahun. Padahal di usia-usia tersebut, kita juga sedang disibukkan dengan biaya kuliah anak-anak kita atau pun biaya pernikahan mereka.
Semakin dini usia kita saat mulai menabung, semakin ringan bebas uang atau dana yang harus kita sisihkan untuk dapat mewujudkan impian masa pensiun yang indah. Jadi, mulailah menabung sedini mungkin!

Senin, 09 Mei 2011

Perbedaan Tabungan Pendidikan dan Asuransi Pendidikan

Asuransi sifatnya melindungi dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengalihkan semua resiko pada perusahaan asuransi dengan mengikuti asuransi pendidikan, orangtua berupaya memastikan ketersediaan dana pendidikan untuk buah hatinya, apapun yang terjadi kelak.

sepeti kita ketahui bersama asuransi ada yang bersifat tradisional, dan unit link.

Asuransi tradisional memang memberikan jaminan kepastian ketersediaan uang dalam jumlah tertentu pada waktu yang telah ditentukan, namun tidak sedikit orang tua saat ini semakin kritis dimana mereka ingin memastikan ketersediaan dana pendidikan untuk anaknya, juga mempertanyakan return value-nya. Mengapa saat ini produk unit link lebih popular.

Kami menyarankan produk asuransi unit link, walau tetap asuransi tradisional tetap tersedia. Produk unit link yaitu PruLink dengan layanan pendidikan anak.  Sistem akan membantu merencanakan kapan kita-kira orang tua membutuhkan danan pendidikanuntuk anaknya.

Kelebihan dari unit link, selain dapat merencanakan dana pendidikan anak, orangtua juga dimungkinkan memperoleh return value dari investasi dan investasinya juga dilakukan secara transparan. Itulah mengapa asuransi berjenis unit link lebih disukai, sebab  memiliki sejumlah kelebihan diantaranya proteksi untuk memperoleh hasil lebih baik, adanya transparasi dalam pengelolaan dana untuk investasi, untusr proteksinya yang lebih beragam sehingga lebih fleksibel untuk nasabah dalam menentukan sesuai dengna kebutuhan dan adanya fleksibilitas dalaam pengambilan dana sebab tidak harus menunggu ulang tahun polis untuk menarik uang.

Mengapa harus digabung Proteksi dan investasi, belajar dari kejadian terdahulu bahwa banyak pemegang polis yang lupa untuk membayar premi sehingga polis menjadi Lapse. Dengan adanya kemudahan bahwkan tergolong mudah sekali dengan cara bayar 1 kali bayar dan proteksi langsung se umur hidup beserta nilai investasinya.

Saran

Bapak / Ibu yang sejahtera, diluar sana banyak opini tentang baiknya tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan. Sehingga kita bingung dibuatnya. Sampai-sampai saya juga bingung untuk menulis artikel ini.

Tetapi kita kembali harus berfikir sedehana dan fokus pada tujuan asal, yaitu melindungi buah atau agar tetap mendapat pendidikan yang layak apapun yang terjadi walau orang tua didak mendampingi.

Perusahaan asuransi sudah menyediakan berbagai proteksi dari a to z tinggal kita yang harus jeli, mana saja proteksi yang kita pilih. Jadi yang saya sampaikan adalah Jika Anda sebagai orang tua menginginkan jaminan proteksi pendidikan maka jawabannya adalah Asuransi Pendidikan. Jika pasti di jamin maka pilihannya adalah Tahapan Eksekutif. Jika ada yang bilang return value dibilang kurang masih ada pilihan Flexi Link / unit link.

Pertanyaan yang sering diajukan adalah,  Investasinyakan itu kan turun naik, maka saya sampaikan adalah kembali bahwa  hukum ekonomi bahwa Untung tinggi, resiko tinggi. Oleh sebab itu tugas saya menyampaikan bahwa walaupun resiko tinggi bukan berarti tidak untung besar. Unit link dipercayakan kepada fund Manager dan dikelola secara profesional oleh Schrooders, perusahaan investasi yang berprestasi dalam mengelola keuangan. Pertama kali unit link di lepas harga per unit adalah Rp. 1000,- dan 17 bulan kemudian sudah menjadi Rp. 1.900 atau naik 90%.

Jika diperhatikan bahwa pada 2008 terjadi penurunan yang sangat drastis pada saat itu, apakah para pemegang unit link rugi. Maka jawaban saya adalah tidak... kok bisa ... yaa bisa donk ...kan secara nilai beli dan jual mungkin terjadi minus tetapi belum minus Mutlak. Apa yang pada saat itu saya lakukan, saya ambil dana simpanan pendek saya dan kemudian saya top up pada saat mulai beranjak naik.

Jadi Bapak / Ibu tidak perlu khawatir kita harus mental pengusaha, mau untuk besar siap dengan resiko besar dan terbukti tidak sampai satu tahun sudah naik lagi. Jika kita mental pengusaha maka orang lain sedang rugi, kita bisa melihat peluang. Nah bagi yang tutup pada saat itu tinggal gigit jari karena tidak fokus dengan niat awal bahwa kita menabung / berinvestasi jangka panjang, bukan sesaat.

Jadi berinvestasi di Unit link untuk jangka panjang jauh lebih aman ... kan ... Jika Bapak / Ibu memahami tulisan saya ini ... maka saya acungkan 4 jempol.... Bahwa tujuan kita jangka panjang, kemudian proteksi anak juga utama.

Jumat, 06 Mei 2011

Keunggulan Asuransi Unit Link

Tidak terasa tahun 2007 telah hampir berlalu, namun kita masih ingat beberapa kejadian yang telah terjadi di tanah air diantaranya berbagai musibah beruntun seperti semburan lumpur panas, flu burung, demam berdarah, banjir, gempa bumi dan tanah longsor hingga musibah pada transportasi darat, laut dan udara seperti terbakarnya pesawat Boeing 737-400 Garuda Indonesia sesaat sebelum mendarat di Jogjakarta.
Manajemen Resiko
Dalam kehidupan manusia, faktor resiko adalah sesuatu yang pasti terjadi. Mulai dari resiko kehilangan aset atau harta, resiko sakit, cacat total hingga resiko kehilangan jiwa atau meninggal. Penyebabnya bisa secara alamiah (karena sakit) maupun karena kecelakaan dan ironisnya kita tidak pernah tahu kapan risiko itu akan terjadi. Namun, manusia masih dapat melakukan pengelolaan risiko yaitu dengan memindahkan risiko kepada pihak lain (dalam hal ini perusahaan asuransi) merupakan salah satu cara.
Jika kita berbicara resiko akan kematian kita akan langsung terbayang asuransi jiwa. Ya setiap manusia pasti akan mengalaminya, bagi mereka yang memiliki keluarga tentu ingin memberi proteksi yakni suatu kepastian apabila yang bersangkutan dipanggil oleh Sang Khalik maka keluarga yang ditinggalkan tetap menjalankan kehidupan dengan layak antara lain sandang pangan terus dipenuhi, anak tetap sekolah hingga tingkat yang tertinggi dan sebagainya.
Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk memindahkan risiko, di mana apabila terjadi risiko kematian pada seseorang maka ahli warisnya akan memperoleh sejumlah dana yang disebut Uang Pertanggungan. Dalam industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini, dikenal jenis asuransi tradisional misalnya term life (asuransi jiwa berjangka); whole life (asuransi jiwa seumur hidup), endowment (asuransi jiwa tradisional dengan kombinasi tabungan), serta polis asuransi jiwa unit linked atau investment linked. Asuransi jenis unit linked ini sangat populer dan hampir semua perusahaan asuransi besar memiliki produk ini bahkan beberapa perusahaan asuransi asing yang ada di Indonesia hanya menjual produk jenis unit linked tanpa menjual produk asuransi tradisional lainnya. Asuransi jiwa unit linked selain memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa, juga sekaligus memberikan kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dalam investasi khususnya dalam reksadana.
Asuransi Jiwa Unit Linked
Jenis polis ini sangat digemari oleh perusahaan asuransi dan para pemegang polis (saat ini), terlihat dari pertumbuhan industri asuransi jiwa di tanah air jenis unit linked merupakan kontributor premi yang terbesar bagi banyak perusahaan asuransi jiwa. Ini adalah situasi yang kondusif bagi perusahaan asuransi karena dengan produk ini secara jangka panjang akan lebih mempercepat pertumbuhan rasio RBC (risk base capital) yang merupakan rasio resiko berbanding modal dengan minimum angka yang disyaratkan oleh pemerintah melalui Ditjen perasuransian adalah sebesar 125%. Perusahaan asuransi yang banyak menjual produk unit linked dapat dipastikan akan memiliki RBC yang tinggi karena perusahaan asuransi tidak menjaminan nilai tunai maupun nilai investasi yang diinvestasikan oleh nasabah, seluruh resiko kinerja dana investasi menjadi tanggungan nasabah itu sendiri.
Produk ini memang sangat praktis karena memudahkan nasabah dan calon nasabah. Pada produk jenis ini nasabah tidak perlu repot untuk mengunjungi dua perusahaan yakni perusahaan asuransi dan perusahaan pengelola investasi reksadana yakni manajer investasi, karena dengan produk ini proteksi dan investasi sudah dikemas menjadi satu kesatuan. Nasabah yang relatif berkantong tipis pun dapat dengan mudah mendapatkan proteksi dan melakukan investasi karena dapat dilakukan dengan jumlah nilai investasi yang relatif sedikit. Banyak unit linked yang menerima nilai investasi hanya Rp.100 ribu perbulan bahkan kurang dari nilai itu!. Produk ini pun memiliki likuiditas karena nilai investasi sejauh mencukupi dapat diambil oleh nasabah setiap saat bahkan setelah periode tertentu nilai investasi ini dapat dipergunakan untuk membayar premi dasar sehingga nasabah dapat melakukan cuti premi.
Dengan adanya aneka kemudahan tersebut di atas, seorang pembaca yang bijak perlu mengetahui lebih dalam apakah hal tersebut sudah merupakan pilihan terbaik? Jika dibandingkan dengan membeli produk yang terpisah (antara asuransi pada satu sisi dengan investasi reksadana di sisi yang lain), manakah yang dapat memberikan manfaat maksimal bagi kita? Mari kita sama-sama telaah lebih lanjut.
Pertama-tama, perlu disadari bahwa sejalan dengan kemudahan yang ditawarkan oleh produk unit linked, terdapat biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabahnya seperti Biaya Asuransi (sesuai dengan usia dan jenis kelamin nasabah), Biaya Administrasi dan Biaya Pengelolaan Investasi. Berikut ini adalah penjelasan biaya pada unit linked:
  1. Biaya Pengelolaan Investasi Umumnya perusahaan asuransi ada yang membebankan biaya
    ini di muka sebelum dana masuk ke dalam porsi investasi. Biaya ini
    dapat berupa Biaya Awal (biasanya sebesar 5% dari dana yang
    diinvestasikan) dan ada juga yang menggunakan metode bid-offer price
    yaitu dana yang masuk akan dibagi dengan harga jual (offer price) serta
    dana yang keluar atau ditarik oleh nasabah akan dikali dengan harga
    beli (bid price). Selisih dari bid-offer price biasanya sebesar 5%
    (umumnya dihitung dari offer price). Bagi nasabah yang ingin menarik
    investasinya dari unit linked yang menggunakan metode bid-offer price
    mutlak harus menghitung tingkat pertumbuhan yang sedang terjadi sejak
    dana tersebut masuk, dikurangi selisih bid-offer price.
    Perusahaan asuransi juga membebankan Biaya Pengelolaan Dana oleh
    Manajer Investasi yang besarnya bervariasi antara 0.5% - 2% pertahun
    dan sudah diperhitungkan dalam harga unit. Tingkat biaya ini tergantung
    dari jenis investasi yang dipilih oleh nasabah (reksa dana pendapatan
    tetap, saham atau campuran), besarnya dana yang dikelola, serta
    keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
  2. Biaya Unit Linked Premi Tunggal Pada pembayaran premi tunggal atau single premium (yaitu pembayaran
    premi hanya satu kali dan tidak ada kewajiban pembayaran di tahun
    berikut namun jika ingin menambah diperbolehkan), biasanya polis jenis
    ini juga membebankan biaya seperti Biaya Polis yang besarnya tetap
    (tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya Uang Pertanggungan), Biaya
    Administrasi untuk menutup biaya awal polis dan Biaya Mortalita yang
    besarnya tergantung jenis kelamin, usia masuk serta besarnya Uang
    Pertanggungan. Kondisi kesehatan pemegang polis juga turut mempengaruhi besarnya biaya ini.
    Uang Pertanggungan yang dijamin adalah
    sebesar 150% dari investasi awal, jika tidak ada penarikan dana di
    kemudian hari oleh nasabah. Namun apabila terjadi penarikan dana di
    kemudian hari, Uang Pertanggungan akan berkurang. Sejalan dengan
    lamanya waktu investasi, apabila pertumbuhan dana investasi telah
    melebihi Uang Pertanggungan maka jika terjadi risiko kematian, manfaat
    yang didapat oleh ahli waris sebesar nilai investasi. Sebaliknya, jika
    nilai investasi ternyata lebih kecil dari Uang Pertanggungan maka
    manfaat yang didapat ahli waris adalah sebesar Uang Pertanggungan,
    dengan catatan jika perkembangan nilai investasi tidak lebih kecil dari
    biaya-biaya yang telah disebutkan diatas.
  3. Biaya Unit Linked Premi Berkala Asuransi jenis ini pembayaran premi dilakukan berkala dan memiliki jangka waktu tertentu. Seperti asuransi polis premi tunggal, polis jenis ini juga membebankan Biaya Pengelolaan Investasi, Biaya Awal dan/atau Biaya Penebusan bagi unit linked yang menggunakan bid-offer price. Besarnya masing-masing biaya seperti yang sudah disebutkan diatas. Biaya Polis juga dikenakan, besarnya tetap (tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya Uang Pertanggungan) dan ada Biaya Asuransi yang dikenakan untuk menutupi biaya mortalita yang besarnya variatif (tergantung usia masuk, jenis kelamin, besarnya Uang Pertanggungan serta faktor kesehatan).
    Patut dicermati bahwa umumnya dana yang berasal dari premi dasar tidak diinvestasikan pada tahun pertama, dengan demikian seluruh dana nasabah pada tahun pertama dipergunakan untuk menutupi biaya penjualan, administrasi, asuransi dan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
    Namun demikian ada sebagian kecil dari produk unit linked di Indonesia yang mengalokasikan investasi pada tahun pertama sebesar 20%-100% dari premi dasar di tahun pertama. Sekilas terlihat menarik, namun setelah dilakukan penelitian ternyata biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah tidak sedikit, sebagai ilustrasi seorang calon nasabah akan membayar premi dasar yang lebih besar jika calon nasabah tersebut membeli produk unit linked yang mulai mengalokasikan investasi sejak tahun pertama dibandingkan dengan unit linked yang tidak mengalokasikan investasinya pada tahun pertama (lihat tabel 1).
Asuransi Tradisional dan Reksadana
Marilah kita cermati lebih dalam mengenai produk asuransi tradisional term life dengan jenis YRT (Yearly Renewable Term) yang memiliki Uang Pertanggungan yang tinggi namun dengan premi yang relatif sangat rendah. Biaya yang terdapat pada asuransi ini adalah Biaya Asuransi yang dikenakan untuk menutupi biaya mortalita, besarnya variatif (tergantung usia masuk, jenis kelamin, Uang Pertanggungan serta faktor kesehatan) dibayarkan secara berkala dalam bentuk premi serta dipastikan meningkat setiap tahun, sejalan dengan pertambahan usia nasabah. Walaupun demikian, peningkatannya relatif kecil dan apabila dikombinasikan dengan investasi melalui reksadana maka hal ini sangat berpotensi untuk mempercepat nilai akumulasi investasi reksadana tersebut. Sebagai contoh seorang pria tidak merokok usia 39 tahun, uang pertanggungan Rp 1 Milyar, kisaran premi yang dibayar per tahun adalah Rp 3.5 juta hingga Rp 4 juta (hanya menabung sebesar Rp 292 ribu – Rp 334 ribu perbulan). Pada periode yang sama juga dilakukan investasi pada reksadana. Investasi dilakukan secara berkala (setiap bulan atau setiap tiga bulan) hingga target nilai uang di masa mendatang tercapai (lihat tabel 2).
Kebutuhan Keuangan (Financial Needs)
Dari contoh tabel diatas jelas terlihat asuransi unit Linked secara jangka panjang tidak menghasilkan pertumbuhan investasi yang optimal, proteksi atau uang pertanggungan juga tidak optimal, padahal kita harus sadari bahwa untuk menghitung besarnya uang pertanggungan, hendaknya kita mengerti akan nilai ekonomis pada diri kita dikombinasikan dengan tujuan keuangan dari diri kita misalnya kebutuhan proteksi dana pendidikan, proteksi atas penghasilan dll., lalu tentukan berapa besar nilai uang yang akan digantikan jika terjadi risiko kelak. Dalam menghitung jumlah investasi yang akan kita lakukan, hitunglah proyeksi target minimal nilai uang yang akan didapat sesuai kebutuhan keuangan kelak (future value) serta tentukan target return minimal yang akan didapat setiap tahunnya.
Membangun Bangsa
Mereka yang memiliki income dan masih diberikan anugerah kesehatan oleh Yang Maha Kuasa, asuransi dan investasi adalah suatu keharusan, apakah dengan unit linked ataupun dengan cara membeli asuransi dan reksadana secara terpisah. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian kita memberikan kontribusi dalam mempercepat proses pertumbuhan dan ketahanan ekonomi negara yang kita cintai bersama yaitu Indonesia Raya.

Kamis, 05 Mei 2011

Asuransi Jiwa dengan Premi Minimum


"Berapa premi minimumnya???"...."ada yang lebih murah gak preminya???"... pertanyaan tersebut paling sering kita ucapkan ketika seseorang agen asuransi menawarkan program asuransi jiwa ke kita.

Benarkah kita hanya membutuhkan premi yang paling minim atau yang lebih murah???

Asuransi jiwa sebagai dana pengganti income
Salah satu guna membeli asuransi jiwa adalah sebagai jaminan bagi berlangsungnya kehidupan keluarga. Tentunya kita menyadari bahwa setiap manusia akan menghadap ke sang pencipta pada akhirnya. Kapan kita akan menghadap sang pencipta masih merupakan misteri. Karena sifat misteri inilah kita sebagai pencari nafkah wajib memiliki asuransi jiwa sebagai langkah proteksi.

Untuk mengetahui berapa nilai Uang Pertanggungan yang diperlukan agar cukup dan sesuai dengan kebutuhan keluarga bila terjadi resiko meninggalnya si pencari nafkah adalah sbb (perhitungan sederhana):

(Income perbulan x 12)/(bunga deposito 1 tahun)

Contoh: A berpenghasilan Rp 5 juta tiap bulannya. Bunga deposito pertahun 6% maka UP yang dibutuhkan adalah :
5,000,000x12/6% = 1,000,000,000

dengan UP sebesar 1,000,000,000 bila si pencari nafkah meninggal dunia maka keluarga yang ditinggalkannya memiliki dana cadangan income yang setara dengan dana income yang diperoleh pada saat pencari nafkah masih hidup yaitu Rp 5,000,000 tiap bulannya.

Dalam mempersiapkan dana pengganti income ini kita wajib mereview nilainya sesuai dengan perubahan income kita. Selain income pengeluaran kita tiap bulan juga dapat dijadikan sebagai alat perhitungan berapa UP yang dibuthkan.

Asuransi Jiwa sebagai Warisan
Selain sebagai dana pengganti income, asuransi jiwa sangat ideal digunakan sebagai harta pusaka atau warisan bagi keluarga. Dengan modal yang relatif lebih sedikit kita bisa meninggal dana/harta pusaka yang cukup besar. Sebagai contoh untuk mempersiapkan dana warisan sebesar Rp 1M seorang pria 35 tahun hanya membutuhkan dana 12 juta pertahun selama 10 tahun (selain dana pasti sebesar 1 M sebagai warisan si pencari nafkah juga memiliki benefit tambahan berupa kesempatan mengembangkan nilai uangnya hingga Milyaran rupiah dengan hanya memiliki 1 polis asuransi jiwa saja-jika menggunakan unit link sebagai pilihan).

Asuransi jiwa sebagai dana cadangan setelah kematian
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa setelah meninggalpun masih ada biaya yang harus dikeluarkan. Sebelum dikuburkan ada biaya ambulan, biaya sewa lahan kuburan, biaya peti mati, kain kafan dll. Dibeberapa daerah di Indonesia bahkan ada upadara adat sebagai penghormatan terakhir bagi mendiang/almarhum.

Biaya-biaya tersebut baik untuk upacara adat maupun sekadar sewa lahan dll terkadang jumlahnya cukup besar. Salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengantisipasi biaya biaya setelah meninggal agar tidak memberatkan keluarga yang ditinggalkan adalah dengan mempersiapkan dana tersebut melalui asuransi jiwa. Besarnya UP yang dibutuhkan tentu disesuaikan dengan perkiraan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk keperluan upacara atau keperluan penguburan tersebut.

Dengan membayar uang premi yang jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan benefit yang kita peroleh apakah kita masih perlu bertanya premi minimum atau premi yang lebih murah untuk Polis Asuransi Jiwa???

Rabu, 04 Mei 2011

Macam - Macam Asuransi


Pada dasarnya, asuransi dapat dibagi menjadi 2 kategori pokok yaitu:
  1. Asuransi Jiwa (Life Insurance), yang mana objek pertanggungannya adalah manusia dan yang ditanggungkan adalah kehidupan seorang manusia.
  2. Asuransi Umum (General Insurance), yang mana objek pertanggungannya adalah harta benda (aset), baik yang bergerak maupun tidak bergerak.
Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa Konvensional terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
  1. Whole Life Insurance adalah asuransi yang preminya sangat wajar dan memberikan proteksi sampai 99 tahun serta menghasilkan nilai tunai yang dapat diambil setelah 2 tahun mengendap atau dibiarkan sampai batas waktu yang Anda tentukan sendiri. Keistimewaan dari produk ini adalah nilai tunai yang terbentuk akan terus bertambah meskipun masa pembayaran preminya sudah habis.
  2. Term Life Insurance adalah asuransi murni yang tidak membentuk nilai tunai dan berjangka waktu tahunan. Premi yang dibayar harus diperbaharui setiap tahun dan disesuaikan dengan usia tertanggung.
  3. Endowment Insurance adalah asuransi yang memberikan manfaat pembayaran tunai dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan di awal pertanggungan. Asuransi ini membentuk nilai tunai dengan unsur investasi. Secara umum, preminya lebih mahal ketimbang Term Life Insurance namun manfaatnya bisa kita pilih sesuai kebutuhan, misalnya Asuransi Pendidikan atau Asuransi Dana Pensiun.
Asuransi Umum
Asuransi Umum terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
  1. Marine Cargo Insurance adalah asuransi yang memberikan perlindungan atas barang yang dikirim dari suatu kota ke kota lain di suatu negara atau antar negara. Risiko yang dijamin berupa kecelakaan dan kebakaran atas kendaraan pengangkut, kecurian, dan pembajakan selama dalam perjalanan.
  2. Property Insurance adalah asuransi yang menjamin berbagai aset yang umumnya tidak bergerak, seperti bangunan, mesin-mesin dan bahan baku produksi, serta barang dagangan. Risiko yang dijamin berupa kebakaran, banjir, gempa bumi, huru-hara, dan berbagai musibah lainnya.
  3. Motor Insurance adalah asuransi yang melindungi kendaraan (mobil dan sepeda motor) terhadap kecelakaan, kebakaran, dan pencurian.
  4. Engineering Insurance adalah asuransi yang memberi perlindungan atas pekerjaan konstruksi, pemasangan instalasi rangkaian mesin, mesin-mesin yang telah terpasang serta peralatan elektronik dan boiler.
  5. Marine Hull & Aviation Insurance adalah asuransi yang memberikan jaminan atas rangka kapal laut dan udara akibar kecelakaan atau kebakaran.
  6. Liability Insurance adalah asuransi yang menjamin kerugian atas gugatan pihak ketiga akibat kesalahan dan/atau kelalaian dan/atau cacat produk dan/atau tindakan profesional.
  7. Miscellaneous Insurance adalah berbagai asuransi yang tidak termasuk dalam jenis Asuransi Umum sebelumnya, misalnya asuransi uang, asuransi perjalanan, asuransi kesehatan, asuransi golf, dan lain sebagainya.

Selasa, 03 Mei 2011

Pentingnya Asuransi Jiwa


Ada suatu pandangan yang beredar dalam masyarakat bahwa dengan membeli asuransi jiwa, itu berarti kita menempatkan suatu HARGA terhadap nyawa seseorang. Pandangan ini kurang tepat. Membeli asuransi jiwa bukan berarti membeli nyawa. Mengapa?
Kita semua tahu bahwa tiap orang pasti meninggal dunia. Pada saat kita hidup, kita membutuhkan uang. Jika kita punya keluarga, maka keluarga kita butuh uang untuk pendidikan, pelayanan kesehatan, hiburan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Jika kita meninggal, siapa yang menanggung semua biaya tersebut? Di sinilah kegunaan asuransi! Perusahaan asuransi jiwa akan memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Dengan demikian, keluarga kita mempunyai dana sementara untuk menyambung hidup.
Dengan mengambil asuransi jiwa, kita memberikan perlindungan bukan kepada diri sendiri melainkan kepada keluarga yang kita cintai.
Demikian, semoga Anda menyadari manfaat sesungguhnya yang ditawarkan oleh asuransi jiwa. (Tentu saja, tidak ada gunanya mengambil asuransi jiwa jika Anda tidak mempunyai tanggungan.)