Senin, 27 Juni 2011

Perlunya Perencanaan Dana Pensiun


Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, 50% manula masih harus bekerja setelah menjalani masa pensiun. Akibat Perencanaan Pensiun yang baru dimulai setelah usia 40 tahun atau ketika mendekati masa pensiun (dikutip dari buku Wealth Management , Ubaidillah Nugraha)
Di Indonesia masalah terbesar dalam masa pensiun adalah masalah likuiditas. Keluarga Indonesia senang sekali membeli property. Merupakan suatu kebanggaan bila suatu keluarga mempunyai banyak rumah dan tanah. “Rumah orang tuaku ada 1 didaerah Jakarta Selatan, 2 di Jakarta Barat, 1 didaerah Jakarta Pusat, di Bandung masih ada 2 yang rumahnya ditunggui oleh Saudara, katanya untuk digunakan sekali-sekali kalau ada keperluan ke Bandung”. Itulah celoteh dari seorang anak. Bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan rumah rumah tersebut.
Bila kita bisa menjadi penonton untuk keluarga seperti ini, saya ingin mengetahui dalam berapa tahun rumah-rumah tersebut akan dijual untuk menyambung biaya hidup setiap bulannya. Pernahkah anda mengetahui, sebuah keluarga yang telah lama memasuki pensiun dan mempunyai banyak properti, dapat dipastikan diatas 10 tahun pensiun sudah 2 atau 3 propertinya dijual bahkan bisa lebih!
Mengapa ini terjadi? Karena banyak keluarga tidak menyiapkan dengan matang dana pensiunnya, kalaupun ada disiapkan dalam bentuk yang tidak likuid.
Saya ingin bercerita sedikit, Saya mengenal sebuah keluarga kita sebut saja keluarga Subiantoro dengan 2 orang anak. Suaminya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil kita sebut PNS, seperti kita ketahui seorang PNS akan mendapatkan uang pensiun seumur hidupnya bahkan bila dia wafat maka istrinya masih akan dapat menerima uang pensiunnya. Hidup keluarga tersebut sederhana. Keluarga tersebut menurut saya agak “arogan” dan tidak mau menerima info baru apabila ada kerabatnya akan menyampaikan informasi tentang keuangan keluarga.
Beberapa tahun yang lalu, sang suami pensiun. Ketika pensiun kedua anaknya masih bersekolah. Anak paling besar baru menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Umum dan tidak dapat melanjutkan kebangku kuliah. Anak yang kedua masih dibangku Sekolah Menengah Pertama tetap harus bersekolah.
Seorang teman bercerita bahwa keluarga Subiantoro setelah masa pensiun sering sekali bertengkar pada malam hari, intinya adalah karena uang yang diperoleh dari uang pensiun tidak mencukupi kehidupan sehari-hari. Sering juga keluarga Subiantoro meminjam uang kepada tetangganya, bahkan sering juga keluarga tersebut hanya dapat makan 1 atau 2 kali dalam satu hari. Sekarang keluarga tersebut memasuki tahun ke 3 masa pensiun. Anak keduanya masih duduk dibangku SMU, dan sangat diharapkan segera menyelesaikan sekolahnya.
Setelah mendengar cerita tersebut saya termenung. Bagaimana dengan saya nanti? Suami saya seorang PNS yang akan mendapat uang pensiun setiap bulan. Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana dengan keluarga yang bekerja dan perusahaannya tidak membantu dalam menyiapkan dana pensiunnya?
Masih banyak cerita yang tidak menyenangkan ketika pensiun. Sehingga pensiun menjadi suatu hal yang ditakuti, tetapi tidak dapat dihindari, itu akan terjadi kepada sebuah keluarga.
Mungkin kita tidak sadar perjalanan hidup kita dari sudah pendapatan dan pengeluaran. Anggap saja mulai bekerja di usia 25 tahun dan pensiun usia 55 tahun, berarti masa kerja kita selama 30 tahun. Mulai pensiun usia 55 tahun sampai wafat usai 75 tahun. Artinya kita akan melewati masa pensiun selama 20 tahun, Masa itulah masa yang akan memerlukan biaya banyak. Orang sering beranggapan kalau pensiun tidak perlu uang banyak, itu salah besar. Bukan biaya transportasi, makan siang dan entertainment yang memerlukan biaya banyak, tetapi biaya berobat yang diperlukan. Berapa banyak orang yang menyiapkan dana hari tua , terutama biaya untuk berobat. Kalau dalam hitungan mungkin hanya 10 orang dari 1 juta orang.
Ada saja alasan seseorang untuk menolak menyiapkan pensiun. Padahal menyiapkan pensiun itu manfaatnya untuk diri sendiri bukan untuk orang lain. Beberapa alasan penolakan atau menunda merencanakan dana pensiun :
  1. Sudah ada uang pensiun dari perusahaan
  2. Seorang PNS jadi tidak perlu lagi dana pensiun karena akan mendapat dari Negara
  3. Masih muda
  4. Masih banyak tanggungan keluarga
  5. Belum bisa menabung
  6. Banyak anak, pasti aka nada yang menampung bila pensiun.
Alasan-alasan ini yang akan mengakibatkan kesulitan pada waktu pensiun nanti. Semakin muda usia seseorang semakin baik dalam mempersiapkan dana hari tua, karena dana yang disisihkan semakin sedikit. Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam merencanakan dana pensiun :
a) Tentukan usia pensiun anda . Misalnya 25 tahun lagi
b) Tentukan biaya perbulan yang diharapkan sama dengan jumlah uang saat ini, untuk pensiun anda nanti.
c) Tentukan berapa lama anda akan menggunakan dana pensiun anda. Misalnya : 25 tahun setelah pensiun.
Sebagai contoh : seseorang yang berusia 30 tahun dan akan pensiun diusia 55 tahun. Mengharapkan biaya perbulan ketika pensiun sebesar Rp. 5.000.000,-, Dikarenakan inflasi, maka Rp. 5000.000.- saat ini, 25 tahun lagi menjadi Rp. 54.000.000,- dibulatkan. Berarti setahun sebesar Rp. 548.000.000,- diperlukan biaya hidup dalam setahun? Waduh banyak sekali, sekarang saja saya belum pernah punya uang sebanyak itu. Tetapi dengan mempersiapkannya mulai dari sekarang dengan instrument investasi yang tepat. Dengan menggunakan matematika keuangan maka yang harus disisihkan adalah sebesar Rp. 96.000,- setiap bulan. Bila anda telat memulainya 5 tahun kemudian , maka yang harus disishkan sebesar Rp. 246.000,-. 
Apa gunanya mempersiapkan dana pensiun ?
  • Agar tidak menurunkan standard hidup
  • Tidak kesulitan keuangan dikala pensiun
  • Bisa mandiri ketika masa pensiun tiba
  • Tidak menyusahkan anak-anak ataupun keluarga.
  • Mempunyai dana darurat untuk biaya pengobatan.



Minggu, 26 Juni 2011

Apakah Reksadana Itu?

Perbedaan menabung dan berinvestasi adalah tujuan dan kejelasan dari pada tujuannya. Menabung biasanya tidak menentukan kapan dana akan digunakan, berapa dana diperlukan, jenis investasi yang akan digunakan dan tidak menggunakan strategi. Berinvestasi biasanya sudah ditentukan tujuannya, berapa lama lagi akan digunakan, instrumen investasi apa yang akan dipakai, berapa dana harus diinvestasikan, dan menggunakan strategi untuk mencapainya.

Eko P. Pratomo dalam bukunya “Berwisata Kedunia Reksadana” menulis berinvestasi adalah proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut (

Ada beberapa macam instrument investasi seperti, deposito, obligasi, saham, reksadana, emas, property , usaha dan lain sebagainya. Kali ini kita hanya akan membahas reksadana, karena Unitlink menggunakan instrument investasi ini.

REKSADANA

Reksa dana sarana investasi yang sederhana dimana setiap orang dengan tujuan investasi jangka panjang yang sama mengumpulkan dana mereka dan dikelola oleh manajer investasi.

Kepemilikan dana tersebut dinyatakan dalam unit saham reksa dana dan dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer investasi hanya berperan sebagai pengelola dana-dana yang telah disetorkan tersebut dan mengambil sebagian keuntungan darinya.

Bila kita ingin berinvestasi langsung ke BEI (Bursa Efek Indonesia), kita memerlukan modal puluhan juta rupiah untuk satu jenis saham. Dengan reksadana, dengan modal yang relative kecil dalam jumlah ratusan rupiahpun, kita bisa turut berinvestasi.

Beberapa keuntungan berinvestasi di Reksadana

Berinvestasi di Reksadana sama dengan kita sudah memanajemeni resiko. Manajer Investasi dalam mengelola dananya menginvestasikan dalam beberapa tempat investasi. Selain itu kita juga bisa memilih produk sesuai dengan profile resiko kita.


1. Manajer Profesional
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang sudah mendapat lisensi dari Bapepam (Badan Pengawas Penanaman Modal). Manajer investasi bekerja untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/ unit reksa dana. Sedangkan pilihan investasinya dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksa dana tersebut.


2. Likuiditas
Yang dimaksud likuiditas disini adalah kemudahan untuk menarik dana. Anda bebas untuk menarik dana (baca: uang) yang Anda miliki kapanpun Anda mau, biasanya berkisar 3 hari.

3. Diversifikasi
Sama dengan dengan mengelola resiko. Didalam satu reksadana terdiri dari berbagai macam instrument investasi, sehingga kinerja satu instrument investasi tidak akan mempengaruhi keseluruhan kinerja reksa dana. Instrument investasi yang digunakan Deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Obligasi, Saham.


Jika kita membeli sendiri sendiri saham secara langsung, mungkin kita hanya dapat membeli satu jenis saham saja dengan jumlah investasi yang puluhan juta. Nilai portofolio Anda juga tentu akan sangat bergantung pada nilai saham tersebut. Jika kinerjanya baik, Anda akan mendapatkan keuntungan, tetapi jika harga saham tersebut jatuh, Anda mendapatkan kerugian yang persentasenya sebesar investasi Anda. Tentunya sebelum terjun sendiri, kita harus mempunyai pengetahuan tentang saham. Sedangkan di Reksadana, dengan ratusan ribu rupiah kita bisa turut berinvestasi dan merasakan keuntungan yang banyak juga terbantu oleh manajer investasi yang mengelola investasi kita.

Membeli reksadana tidak sesulit yang anda bayangkan. Nasabah bisa membeli langsung kepada Manajer Investasi, atau kepada Bank penjual. Reksadana dapat dibeli dengan Rp. 100.000,-

Pemilihan jenis dana pengelolaan di Reksadana

Untuk menentukan jenis pengelolaan (fund) Reksadana mana yang akan kita ambil, mintalah nasabah untuk mengisi dulu questioner “Profile Resiko”. Pada hasil akhir di profile resiko maka akan terlihat nilai yang memperlihatkan profile resiko kita, apakah agresif , moderat, konservatif, sangat konservatif. Dari profile resiko inilah kita dapat menentukan penempatan dana apakah di equity, balance fund, fixed income, atau money market.