Kamis, 31 Maret 2011

Agen Asuransi, Perlukah?


Banyak orang yang “alergi” dengan agen asuransi. Mungkin yang terbayang di benak mereka adalah sosok penjual yang suka mendesak agar membeli polis asuransi melalui mereka. Kadang-kadang, karena sudah bosan “diteror” terus-menerus, akhirnya mereka mengalah untuk membeli agar sang agen berhenti mengganggu. Atau, mungkin pula ada sebagian yang merasa tertipu karena diiming-imingi janji yang manis namun tidak sesuai kenyataannya. Pengalaman berhubungan dengan agen pun menjadi tidak menyenangkan.
Namun, itu adalah stereotip agen asuransi tempo doeloe. Kini mestinya semakin jarang yang begitu. Dengan semakin baiknya pendidikan, supervisi dan pengawasan, agen asuransi kian menjadi profesi yang solid dan dapat diandalkan. Meskipun agen asuransi dibayar oleh perusahaan asuransi melalui komisi, mereka tidak dapat hanya semata-mata mengejar komisi tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan dan menjelaskan produk secara transparan. Bila mereka melanggar kode etik, Anda bisa melaporkan mereka ke Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan perusahaan yang mereka wakili. Pelanggaran yang termasuk dalam kategori berat–seperti menahan uang premi, misalnya– dapat menyebabkan mereka kehilangan lisensi keagenan dan di-blacklist di industri asuransi.

Peran agen asuransi

Sebagai konsumen, Anda adalah raja. Anda bisa memilih siapa pun sebagai agen asuransi Anda. Pilihlah yang terbaik dan dapat dipercaya. Jadikan dia sebagai konsultan Anda untuk mengevaluasi aneka pilihan rumit asuransi yang akan berdampak pada keuangan keluarga Anda.
Asuransi jiwa adalah produk yang kompleks dan polis asuransi adalah sebuah kontrak hukum. Seorang agen dapat menjelaskan aneka manfaat dan batasan yang dimilikinya, tanggung jawab dan hak Anda, serta memilih kombinasi produk asuransi yang tepat menurut kebutuhan Anda di masa kini dan mendatang. Mereka memang terlatih dan mengkhususkan diri untuk itu. Banyak di antaranya bahkan telah belasan tahun menjadi agen.
Agen asuransi yang baik akan menghemat banyak waktu Anda untuk menggali kebutuhan dan menemukan solusi. Selain itu, dengan kacamata yang lebih jernih sebagai orang yang tidak terlibat dalam situasi keuangan Anda, dia dapat menawarkan solusi yang lebih realistis dan obyektif. Dia dapat membimbing Anda menemukan produk yang tepat dan terjangkau untuk saat ini dan merancang kebutuhan asuransi Anda di tahun-tahun mendatang berdasarkan perubahan situasi keuangan Anda. Dia juga dapat mencegah Anda membuat keputusan yang salah, seperti mengambil jenis pertanggungan yang tidak dibutuhkan atau memilih dana investasi unit-link yang tidak sesuai profil Anda.
Tugas agen tidak semata-mata menjual asuransi. Dia adalah konsultan keuangan pribadi Anda. Menjual polis bukan akhir hubungan Anda dengan agen, tapi justru awal hubungan jangka panjang klien-konsultan antara dia dan keluarga Anda yang bisa berlanjut bahkan hingga Anda telah tiada.

Pilih agen yang terbaik

Bagi sebagian besar Anda, tindakan yang tepat bukanlah menghindari agen, tapi memilih agen yang tepat. Anda akan membayar sama banyaknya untuk layanan agen yang buruk ataupun baik. Karena Anda tidak dapat mengurangi komisi agen, sebaiknya Anda memaksimalkan kualitas layanan yang Anda dapatkan dengan memilih yang terbaik. Dan, seperti halnya dengan profesi lain seperti dokter, pengacara atau arsitek, agen yang baik memiliki daftar klien yang panjang. Anda harus sedikit bersabar untuk mendapatkan layanannya.

Tidak butuh agen

Seorang ahli hukum mungkin tidak butuh pengacara ketika berperkara di pengadilan, seorang sarjana arsitektur mungkin tidak perlu arsitek untuk merancang rumahnya. Demikian juga, seorang ahli keuangan mungkin merasa tidak memerlukan agen. Bila Anda adalah konsumen yang “canggih” (insurance savvy), Anda bisa merancang sendiri solusi asuransi Anda tanpa bantuan agen. Dengan demikian, Anda akan menghemat uang karena tidak perlu membayar komisi agen.
Bagaimana caranya? Belilah produk asuransi dasar yang tidak memiliki komponen investasi, seperti asuransi berjangka (term life) secara langsung ke perusahaan asuransi atau bank. Sisa uang Anda bisa diinvestasikan di reksadana, saham atau instrumen lain sesuai pilihan Anda. Cara ini dikenal dengan singkatan BTID (buy term invest the difference). Pastikan bahwa keluarga Anda memahami portofolio keuangan Anda, karena bila ada “sesuatu” dengan Anda merekalah yang harus aktif menghubungi perusahaan asuransi dan perbankan terkait untuk mengurus klaim dan menarik dana investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar